🌿 Ketika Cinta Harus Melepaskan: Hikmah Ikhlas dari Kisah Kurban

                                                        Ilustrasi digital bertuliskan "BUKAN TENTANG SAPI ATAU KAMBING, TAPI TENTANG APA YANG BERANI KITA RELAKAN" dalam bahasa Indonesia, dengan gambar siluet seorang pria berdoa di samping seekor kambing, berlatar warna krem hangat.

✨ Lebih dari Sekadar Takbir dan Daging

Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

Saudaraku,

Idul Adha bukan sekadar tentang kambing dan sapi.
Bukan hanya soal daging yang dibagikan atau takbir yang menggema.

Tapi tentang sejauh mana kita berani mencintai Allah — melebihi semua yang kita genggam dan cintai.

“Daging dan darah hewan kurban itu tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian.”
(QS. Al-Hajj: 37)


🧭 Ibrahim & Ismail: Cinta yang Lulus Ujian Langit

Bayangkan seorang ayah menanti puluhan tahun untuk mendapatkan anak.
Dan ketika anugerah itu datang… Allah memintanya untuk disembelih.

Namun apa jawaban sang anak?

“Wahai Ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
(QS. Ash-Shaffat: 102)

Ini bukan kisah dongeng.
Ini adalah panggilan abadi dari langit kepada hati kita:

“Apakah kamu siap melepaskan apa yang paling kamu cintai… demi Dia yang paling mencintaimu?”


❤️ Kurban Zaman Sekarang: Tak Berdarah, Tapi Menyayat Jiwa

Di zaman ini, Allah tidak memintamu menyembelih anak.
Tapi bisa jadi… Allah sedang memintamu hal-hal yang lebih sulit secara batin:

  • Menahan amarah meski kamu benar

  • Memaafkan meski tak diminta

  • Melepaskan seseorang meski masih mencinta

  • Memberi meski sedang kekurangan

  • Menyerahkan hak meski tidak dihargai

Kurban hari ini adalah ketika hati rela tunduk — meski gemetar.
Bukan kurban berdarah, tapi kurban jiwa.


🪶 Melepaskan Bukan Lemah, Tapi Tanda Tunduk

  • Saat kamu memilih diam padahal bisa membalas

  • Saat kamu menjaga jarak bukan karena benci, tapi ingin lebih dekat dengan Allah

  • Saat kamu ikhlas… meski tak seorang pun mengerti pengorbananmu

Di situlah letak kurban sesungguhnya.
Itulah cinta yang naik kelas — cinta kepada Allah, yang tak pernah meninggalkan.


🌱 Ilustrasi Nyata: Seorang Ibu dan Keikhlasan

Seorang ibu pernah berkata:

“Aku menitipkan anak semata wayangku ke pesantren jauh dari rumah. Tiap malam aku menangis. Tapi aku tahu, aku sedang belajar mencintai Allah — lebih dari rasa kepemilikanku.”

Kita semua, dalam bentuk yang berbeda-beda, sedang dilatih untuk melepaskan.


🔍 Tanda-Tanda Aku Masih Terlalu Menggenggam

Kadang, kita merasa sudah ikhlas. Tapi diam-diam, kita masih menggenggam erat dunia.

Apakah kamu merasa:

  • Tersiksa saat kehilangan pujian atau pengakuan?

  • Sakit hati berkepanjangan karena ucapan orang?

  • Merasa hampa saat tidak dekat dengan seseorang, tapi tidak merasa kehilangan saat jauh dari Allah?

  • Sulit berbagi karena merasa semua milik pribadi?

Jika iya, barangkali kita sedang ditunjukkan bahwa hati ini belum sepenuhnya berserah.
Masih ingin mengatur, memiliki, dan mengikat—padahal semua itu hanya titipan.


🌤 Mengapa Allah Minta Kita Melepaskan?

Karena Allah Maha Tahu apa yang akan menguatkan kita dan apa yang akan melemahkan.
Karena Allah ingin hati kita bersih untuk cinta-Nya yang murni, tak tersaingi.

Allah tidak ingin kita tidak memiliki apa pun.
Allah hanya ingin apa yang kita miliki — tidak memiliki kita.

Melepaskan bukan berarti kehilangan,
tapi menyambut yang lebih indah dengan dua tangan yang sudah kosong.


💭 Renungan Hari Ini

Renungkan pertanyaan ini dalam keheningan:

  • Apa hal yang paling sulit aku lepaskan akhir-akhir ini?

  • Apakah aku masih terlalu menggenggam dunia… hingga lupa menggantungkan hati kepada Allah?

  • Apakah aku siap berkurban — meski tanpa sorotan dan tepuk tangan?


🤲 Doa untuk Hati yang Ingin Ikhlas, Tapi Masih Gemetar

اللَّهُمَّ عَلِّمْنَا كَيْفَ نُحِبُّكَ فَوْقَ كُلِّ شَيْءٍ، وَكَيْفَ نُطْلِقُ سَرَاحَ مَا نُحِبُّ إِذَا أَرَدْتَ ذَلِكَ مِنَّا

"Ya Allah, ajari kami mencintai-Mu melebihi segalanya. Ajari kami melepaskan apa yang kami cintai… jika Engkau yang memintanya."


📌 Aksi Nyata Hari Ini

Pilih satu bentuk kurban diam-diam hari ini:

✅ Salat di awal waktu meski sedang sibuk
✅ Kirim pesan maaf meski tidak bersalah
✅ Berikan barang yang kamu suka kepada orang yang lebih membutuhkan
✅ Doakan seseorang yang kamu hindari

Karena kurban sejati adalah yang tidak terlihat oleh manusia, tapi diketahui oleh Allah.


🌼 Penutup: Melepaskan Bukan Akhir, Tapi Awal yang Lebih Tinggi

waʿalaikumussalām warahmatullāhi wabarakātuh

Saat kita rela melepaskan karena Allah,
kita tidak kehilangan…
tapi sedang diberi ruang untuk menerima sesuatu yang lebih baik.

Melepaskan bukan tanda lemah,
tapi bukti kuatnya cinta — kepada Yang Maha Kuasa.

Āmīn.                                                      


Baca juga:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumayyah binti Khayyat & Keteguhan yang Menembus Langit

Suara Zainab: Keberanian Putri Ali yang Menggetarkan Kekuasaan

AI dalam Dakwah: Manfaat, Bahaya, dan Hikmah yang Harus Dijaga