Ngopi Bareng, Tapi Tetap Jaga Pandangan: Adab Nongkrong Islami yang Sering Terlupakan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Taushiah ringan tentang menjaga adab pergaulan dan pandangan saat nongkrong
"Pandangan adalah panah beracun dari syaitan. Siapa yang menundukkan pandangannya karena Allah, maka Allah akan beri rasa manis dalam hatinya."
— HR. Al-Hakim, dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’
🕌 Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh
Di zaman sekarang, ngopi bareng teman sudah jadi budaya harian. Nongkrong di kafe, ngobrol santai, berbagi ide, hingga sekadar menghabiskan waktu bersama. Aktivitas ini menyenangkan dan sering jadi ajang silaturahmi.
Namun, di balik suasana hangat dan kopi yang harum, ada satu hal yang sering kita abaikan: adab menjaga pandangan.
☕ Ketika Nongkrong Berubah Jadi Ajang Cuci Mata
Bayu dan teman-temannya rutin nongkrong sore di kafe favorit. Awalnya cuma menikmati kopi dan ngobrol ringan. Tapi lambat laun, suasana berubah. Perhatian mereka lebih sering ke lalu-lalang lawan jenis. Nongkrong bukan lagi soal teman, tapi jadi ajang “cuci mata”.
Bayu merasa aneh. Sepulang nongkrong, ia tidak tenang. Ada kegelisahan yang tak bisa dijelaskan. Hingga suatu hari, ia mendengar nasihat ustaz:
“Kalau niatmu ngopi, kenapa yang kamu pandangi bukan cangkirnya?”
Kalimat sederhana itu seperti tamparan. Sejak saat itu, Bayu tetap ngopi bareng—tapi dengan niat yang lebih jernih dan pandangan yang lebih terjaga. Ia belajar bahwa saat mata dijaga, hati pun ikut tenang. Bahkan, kopi terasa lebih nikmat.
🔍 Kenapa Menjaga Pandangan Itu Penting?
Menjaga pandangan (ghadhul bashar) bukan sekadar menundukkan mata dari lawan jenis. Ia adalah latihan iman, adab diri, dan bentuk penghormatan terhadap sesama.
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(QS. An-Nur: 30)
Imam Ibnul Qayyim juga mengingatkan dalam Tazkiyatun Nafs:
“Pandangan adalah pembuka pintu dosa. Siapa yang menjaganya, maka ia telah menutup banyak pintu keburukan dari hatinya.”
👁️ 5 Cara Islami Menjaga Pandangan Saat Nongkrong
Agar nongkrong tetap asik tapi tidak merusak iman, coba praktikkan lima hal ini:
1. 🎯 Luruskan Niat Sebelum Keluar
Segalanya dimulai dari niat. Kalau niatmu silaturahmi dan mempererat ukhuwah, insyaAllah Allah akan bantu jaga dirimu.
Doa singkat sebelum berangkat:
“Ya Allah, aku ingin berkumpul karena-Mu. Jagalah pandanganku dan hatiku.”
2. 🔁 Latih Refleks Alihkan Pandangan
Pandangan pertama mungkin tidak disengaja, tapi yang kedua adalah pilihan. Begitu sadar sedang menatap yang tak seharusnya, segera alihkan ke arah lain. Semakin sering dilatih, semakin refleks tubuh kita menjaga hati.
3. 💬 Bangun Obrolan Bermakna
Topik yang positif menjaga suasana tetap bersih. Bahaslah hal-hal seperti:
-
Insight kehidupan
-
Pengalaman spiritual
-
Buku atau film yang inspiratif
4. 🪑 Pilih Tempat Duduk yang Aman
Jangan remehkan posisi duduk. Cari sudut yang tidak menghadap langsung ke arah keramaian. Jika merasa terganggu, tak ada salahnya pindah tempat demi menjaga adab.
5. 🧘♂️ Rawat Hati agar Pandangan Ikut Terjaga
Pandangan adalah cermin dari hati. Maka jaga hati dengan dzikir, istighfar, dan doa.
“Allahumma ghadhdhil bashari wa hshul farji.”
Ya Allah, jagalah pandanganku dan peliharalah kehormatanku.
📱 Nongkrong Digital: Bahaya yang Tak Terlihat
Kini, nongkrong tak hanya fisik. Scroll TikTok, live streaming, dan ngobrol di DM juga bagian dari nongkrong digital. Tapi justru godaan visual lebih berbahaya di sini.
Menurut Journal of Behavioral Addictions (2019), paparan visual sensual berlebihan menurunkan kontrol diri dan meningkatkan stres emosional jangka panjang.
Subhanallah, Islam sudah mengingatkan hal ini sejak 14 abad lalu.
Maka penting untuk:
-
Filter konten yang kita konsumsi
-
Unfollow akun yang tak memberi kebaikan
-
Jaga timeline, seperti menjaga pandangan di dunia nyata
🌿 Nongkrong Tetap Asik, Iman Tetap Utuh
Menjaga pandangan bukan berarti jadi kaku atau sok suci. Tapi ini adalah bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kita tetap bisa:
-
Ngopi bareng
-
Tertawa ringan
-
Berbagi kisah
Asalkan semua dilakukan tanpa menodai hati sendiri.
“Jempol, mata, dan hati—semua akan dimintai pertanggungjawaban.”
Bayu kini tahu, menjaga pandangan bukan cuma soal menahan mata, tapi menenangkan jiwa.
❓ Tanya Jawab Singkat
Q: Haruskah langsung tunduk tiap lihat lawan jenis?
A: Cukup tundukkan dengan sopan. Allah tahu isi hati kita.
Q: Gimana kalau teman malah ngeledek?
A: Senyum saja. Konsistensi akan membuat mereka diam… atau ikut berubah.
Q: Apakah konten digital termasuk juga?
A: Justru itu lebih berbahaya. Di balik layar, godaan lebih kuat. Filter kontenmu.
Q: Tapi aku masih sering gagal…
A: Teruslah berjuang. Yang penting adalah arah dan niat. Allah melihat usahamu.
🏁 Penutup Renungan
“Seringkali yang membuat hati goyah bukan dosa besar, tapi pandangan kecil yang tak dijaga.”
Mari ubah momen nongkrong jadi:
-
Ladang pahala, bukan ajang lalai
-
Penguat iman, bukan perusak jiwa
📿 “Ya Allah, jagalah mataku dari yang tak halal. Jadikan setiap pertemuan bukan pemicu dosa, tapi pengingat menuju surga-Mu.”
🔁 Ajak Temanmu Ngopi yang Lebih Berkah
Bagikan tulisan ini ke teman nongkrongmu.
Karena menjaga pandangan bukan cuma perjuangan pribadi—tapi akan lebih ringan bila dijalani bersama.
📚 Referensi:
-
Al-Qur’an, QS. An-Nur: 30–31
-
Tazkiyatun Nafs, Ibnul Qayyim
-
Journal of Behavioral Addictions (2019)
🕌 Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar