💔 Gelisah Tanpa Sebab? Mungkin Itu Panggilan Jiwa
“Ada kegelisahan yang sunyi, tak bersuara—tapi menusuk seperti hujan malam yang tak kunjung reda.”
🌫️ Hidup Terlihat Baik-Baik Saja, Tapi Hati Terasa Kosong?
Kamu tidak sedang punya masalah besar.
Pekerjaan aman. Makan cukup. Bahkan kadang tertawa dengan teman.
Tapi kenapa hati masih gelisah?
Perasaan itu datang diam-diam.
Seperti hujan yang turun tanpa angin.
Ada ruang di dada yang kosong, meski dunia di sekitarmu tampak penuh.
Dan kamu hanya bisa bertanya dalam hati:
“Kenapa aku merasa seperti ini?”
📌 Mungkin Bukan Karena Kurang Aktivitas, Tapi Kehilangan Arah
Banyak orang mencari penyebab gelisah dari luar:
-
Kurang istirahat?
-
Kurang hiburan?
-
Kurang liburan?
Tapi bagaimana jika gelisah itu bukan berasal dari dunia…
melainkan dari jiwa yang merasa ditinggal?
Allah berfirman:
“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Artinya, ketenangan bukan soal suasana… tapi hubungan.
🧠 Carl Rogers Menyebutnya Incongruence
Psikolog ternama ini mengatakan bahwa kegelisahan muncul ketika seseorang hidup tidak selaras antara nilai yang diyakini dan kehidupan yang dijalani.
Ketika kamu tahu tujuan hidup,
tapi kamu tak berjalan ke sana.
Ketika kamu tahu apa yang penting,
tapi kamu sibuk mengejar yang sebaliknya.
Dan itu… melelahkan jiwa.
📖 Kisah Singkat: Wulan dan “Kehampaan yang Tidak Bisa Dijelaskan”
Wulan adalah perempuan karier. Gajinya stabil. Penampilannya menarik. Banyak orang bilang dia sosok yang berhasil.
Tapi tiap malam ia menangis… bukan karena ada masalah, tapi karena dia sendiri tak tahu siapa dirinya.
Suatu malam, ia kembali membuka mushaf yang berdebu.
Ia membaca Al-Fatihah… dan menangis.
Katanya, itu kali pertama ia merasa "dipanggil pulang" setelah sekian lama.
“Ternyata aku cuma rindu Allah… dan lupa bagaimana caranya pulang.”
🌊 Hati yang Gelisah Seringkali Tanda Rindu yang Tak Tersampaikan
“Jiwa yang jauh dari Penciptanya akan merasa hampa, walau dunia ada di genggamannya.”
Ketika hubungan dengan Allah renggang,
hati kehilangan pusat gravitasi.
Kita sibuk, tapi kehilangan arah.
Kita berprestasi, tapi tak merasa berarti.
Kita punya segalanya, tapi merasa tidak punya apa-apa.
🛤️ Jalan Pulang: Kecil Tapi Penuh Makna
1. Akui Dulu, Jangan Langsung Usir
Banyak orang buru-buru mengusir gelisah.
Padahal, rasa itu datang bukan untuk disingkirkan… tapi didengar.
“Ya Allah, kenapa aku resah? Apa yang sedang Kau sampaikan lewat perasaan ini?”
2. Periksa: Sudah Seberapa Jauh dari Allah?
Tanya ke dalam:
-
Kapan terakhir shalat dengan khusyuk?
-
Kapan terakhir dzikir dengan sadar?
-
Kapan terakhir ngobrol dengan Allah tanpa tergesa?
Kadang, kegelisahan adalah bentuk kasih sayang.
Agar kamu tidak terlalu jauh tersesat.
3. Mulai dari yang Kecil, Tapi Konsisten
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang sedikit tapi terus-menerus.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Mulailah dari:
-
Shalat dengan lambat
-
Baca 1 ayat Qur’an dan resapi
-
Dzikir pelan sambil duduk sendiri
-
Menulis isi hati dan titipkan sebagai doa
4. Hening Sejenak untuk Tafakur
Sediakan waktu untuk diam.
Hening bukan malas—tapi kesempatan mendengar batin.
Coba hari ini, 10 menit tanpa gadget.
Pejamkan mata.
Tanya: “Apa yang sebenarnya aku cari dari hidup ini?”
5. Jangan Lupakan Satu Hal Ini…
Allah tidak pernah jauh.
Kitalah yang sering menjauh.
Dan setiap rasa gelisah… bisa jadi adalah undangan lembut untuk kembali.
🧭 Checklist untuk Hati yang Ingin Pulang
✅ Sudahkah aku menghadirkan Allah dalam rutinitas harianku?
✅ Apakah yang aku kejar hari ini mendekatkanku atau menjauhkanku dari-Nya?
✅ Apakah aku sering merasa hampa walau semuanya terlihat baik?
✅ Sudahkah aku jujur dengan perasaanku sendiri di hadapan Allah?
🤲 Doa dari Hati yang Resah
Ya Allah…
Jika aku terlalu sibuk hingga lupa arah, tuntun aku pulang.
Jika aku merasa cukup di dunia, tapi kosong dalam hati, isilah dengan cinta-Mu.
Jangan biarkan aku terus berjalan… tanpa tujuan yang benar.
Tariklah hatiku kembali, walau pelan-pelan.
💬 Yuk Cerita: Pernahkah Kamu Merasa Seperti Ini?
Bagikan pengalamanmu di kolom komentar.
Kadang, kisahmu bisa jadi pelita untuk jiwa orang lain.
Dan mungkin… orang lain akan menyelamatkanmu juga lewat kisahnya.
Komentar
Posting Komentar