Luka yang Membawa Kita Kembali pada Allah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah ﷻ, yang paling lembut dalam membalut luka dan paling dekat kepada hati yang patah. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, suri teladan dalam kesabaran dan kekuatan iman ketika dunia terasa menghimpit.
💔 Dari Luka, Kita Belajar Pulang
Tak ada yang benar-benar siap terluka. Tapi di titik paling rapuh, sering kali justru di sanalah kita mengenal kembali arah pulang.
"Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah): Sesungguhnya Aku dekat…"
(QS. Al-Baqarah: 186)
Ada luka karena kehilangan. Ada luka karena harapan yang pupus. Tapi ada juga luka yang Allah kirim bukan untuk menyakiti, melainkan untuk menyentuh bagian terdalam dari hati yang selama ini terlalu jauh dari-Nya.
🧕 Kisah Maya dan Sejadah Ayahnya
Maya kehilangan ayah yang ia cintai. Setelah itu, ia menjauh dari salat, tidak lagi menangis, tidak lagi berbicara dengan Allah. Sampai suatu malam, ia menemukan sejadah peninggalan ayahnya.
Ia duduk, lalu berbisik:
"Ya Allah, aku lelah..."
Itulah doanya yang pertama setelah sekian lama. Dari situ, ia mulai kembali. Bukan secara fisik, tapi secara hati. Luka itu menjadi titik baliknya. Jalan pulang kepada Allah.
🌧️ Luka, Sinyal Lembut dari Allah
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu."
(QS. Al-Baqarah: 216)
Luka membuka kesadaran:
bahwa kita lemah,
bahwa dunia ini fana,
bahwa tempat bersandar yang sejati hanya Allah.
Ujian bukanlah tanda Allah menjauh. Bisa jadi, itu adalah cara-Nya mendekat, karena kita terlalu sibuk untuk menyadari kehadiran-Nya.
🤲 Ketika Hati Mulai Luruh
Saat terluka, kita:
kembali membuka mushaf
menangis dalam sujud
menjaga salat yang dulu sering ditunda
berdoa lebih jujur, karena tak lagi tahu harus mengadu pada siapa
"Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang."
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Allah tidak ingin kita kuat tanpa-Nya. Ia ingin kita rapuh, agar bisa bersandar hanya kepada-Nya.
✨ Refleksi: Apa yang Dilahirkan oleh Lukamu?
Tanyakan pelan-pelan pada diri:
Apakah lukaku mendekatkanku kepada Allah, atau malah menjauhkan?
Apakah aku berdoa karena ingin pulih, atau karena ingin kembali?
"Aku hanya mengadukan kesusahanku dan kesedihanku kepada Allah..."
(QS. Yusuf: 86)
Mengadu bukan berarti lemah. Justru, itu adalah bentuk kejujuran dan pengakuan paling dalam dari seorang hamba.
🌱 Jalan Kecil untuk Pulang
Jika kamu terluka hari ini, jangan buru-buru sembuh. Ambil satu langkah kecil saja:
Tuliskan doa dari dalam lukamu
Shalat meski dengan tangis
Baca satu ayat dan resapi maknanya
Jangan tutup hati dari dzikir, meski belum tenang
“Ya Allah, jangan biarkan lukaku menjauhkan aku dari-Mu. Jadikan setiap air mataku jalan menuju pelukan-Mu.”
🌌 Penutup: Jangan Paksa Sembuh, Cukup Pulang
Luka bukan penghalang. Ia bisa jadi pintu pulang yang paling tulus.
Ketika semua menjauh, Allah justru menunggu.
Ketika semua tertutup, Allah membuka pintu sujud.
Jangan paksa diri terlihat kuat.
Cukup berjalan perlahan.
Dan temukan bahwa Allah tetap di sana — tak pernah benar-benar pergi.
“Karena tak semua luka butuh sembuh. Sebagian hanya butuh dibawa dalam sujud.”
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar