🕌 Makan Sesuai Sunnah: Rahasia Rasulullah untuk Hidup Sehat dan Penuh Syukur

Ilustrasi pria Muslim duduk di meja makan dengan piring berisi nasi dan sayur serta segelas air, mengangkat tangan berdoa sebelum makan, dengan latar motif islami dan judul Sunnah Makan Rasulullah ﷺ

🌌 Pendahuluan: Meja Makan yang Sepi

Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh

Bayangkan sebuah meja makan keluarga di era digital. Hidangan tersaji, tapi semua sibuk dengan layar masing-masing. Anak menggulir ponsel, ayah menjawab pesan kerja, ibu menonton resep baru. Suara sendok bertemu piring, tapi suasana hampa.

Bandingkan dengan meja makan Rasulullah ﷺ. Hidangan sederhana: kurma, susu, roti, atau sedikit daging. Namun suasana penuh canda, doa, rasa syukur, dan keberkahan.

Pertanyaannya: Apakah kita hanya makan untuk kenyang, ataukah kita makan untuk menghidupkan sunnah dan meraih keberkahan?


🕌 Dalil: Perintah Allah untuk Makan Halal dan Baik

Allah ﷻ berfirman:

“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal lagi baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan...”
(QS. Al-Baqarah: 168)

Ayat ini bukan sekadar aturan halal-haram. Ia adalah panggilan untuk menjadikan makanan sebagai sarana mendekat kepada Allah, bukan sekadar memuaskan nafsu.


🌿 Teladan Rasulullah ﷺ dalam Kesederhanaan Makan

Rasulullah ﷺ bukan hanya mengajarkan apa yang dimakan, tapi juga bagaimana cara makan.

  • Beliau duduk dengan rendah hati, tidak bersandar saat makan.

  • Beliau makan dengan tangan kanan, menyebut nama Allah sebelum mulai.

  • Beliau mengajarkan tidak mencela makanan, sekalipun sederhana.

  • Beliau berhenti sebelum kenyang penuh, dengan prinsip: sepertiga makanan, sepertiga minuman, sepertiga napas.

Kesederhanaan beliau ﷺ adalah pelajaran: makan bukan untuk memuaskan hawa nafsu, tapi untuk menguatkan ibadah.


📖 Kisah Sahabat: Abdullah bin Umar r.a.

Abdullah bin Umar r.a. dikenal sangat meneladani Rasulullah ﷺ, bahkan dalam hal makan.

Diriwayatkan, beliau enggan makan dengan kenyang, karena takut kehilangan semangat ibadah. Ia sering berkata:

"Jika engkau pernah melihat aku makan hingga kenyang, ketahuilah bahwa saat itu aku sedang sakit."

Kisah ini mengingatkan kita: kebiasaan makan memengaruhi kualitas ibadah.


📱 Relevansi Modern: Antara Sunnah dan Fast Food

Di era sekarang, makanan datang lebih cepat daripada doa kita. Tinggal klik aplikasi, dalam hitungan menit makanan datang.

Tapi, apakah cepat selalu baik?

  • Makanan instan penuh pengawet.

  • Fast food membuat kenyang, tapi tubuh lemah.

  • Budaya “all you can eat” mendorong makan berlebihan.

Padahal Rasulullah ﷺ mengajarkan: makan secukupnya, makan yang halal, dan jangan berlebihan. Sunnah ini menjadi solusi bagi penyakit modern: obesitas, stres, hingga penyakit hati karena rakus dunia.


👨‍👩‍👧 Kisah Modern: Keluarga yang Menghidupkan Sunnah Makan

Sebuah keluarga Muslim di kota besar memutuskan membuat perubahan sederhana: “makan tanpa gadget.”

Awalnya sulit. Anak-anak protes, ayah merasa ketinggalan urusan kerja. Tapi lama-lama, meja makan kembali hidup: doa bersama, obrolan ringan, tawa kecil.

Mereka juga mulai menghidupkan sunnah: makan bersama dalam satu nampan, memulai dengan “Bismillah”, mengambil yang terdekat, dan berhenti sebelum kenyang.

Hasilnya? Bukan hanya tubuh lebih sehat, tapi hubungan keluarga lebih hangat, hati lebih dekat dengan Allah.


🌟 Sunnah Rasulullah ﷺ dalam Makan (Ringkasan Praktis)

  1. Menyebut nama Allah sebelum makan.

  2. Makan dengan tangan kanan, mengambil yang terdekat.

  3. Tidak berlebihan, berhenti sebelum kenyang penuh.

  4. Tidak mencela makanan, bila suka dimakan, bila tidak ditinggalkan.

  5. Bersyukur setelah makan dengan doa: “Alhamdulillāh alladzī ath‘amanī hādza wa razaqanīhi min ghairi haulin minnī wa lā quwwah.”


💭 Refleksi: Apa yang Kita Cari dari Makanan?

  • Apakah kita makan untuk sekadar kenyang, atau untuk kuat beribadah?

  • Apakah meja makan kita penuh dengan gadget, atau dengan doa dan dzikir?

  • Apakah kita masih tahu rasa syukur, atau hanya tahu rasa kenyang?

Makan bukan sekadar aktivitas biologis. Ia adalah ibadah. Di situlah letak perbedaan antara sekadar makan dan makan sesuai sunnah.


💡 Langkah Kecil untuk Menghidupkan Sunnah Makan

  • 🕊️ Matikan gadget saat makan, hadir penuh bersama keluarga.

  • 🌱 Ambil secukupnya, jangan biarkan makanan terbuang.

  • 🍵 Hidupkan doa sebelum dan sesudah makan.

  • 🕌 Gunakan makanan sebagai sarana syukur, bukan sekadar hiburan.

  • 🤲 Niatkan setiap suap sebagai ibadah, agar tubuh kuat beramal saleh.


🤲 Doa Penutup

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Allah, berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada kami, dan lindungilah kami dari siksa api neraka.”


🔥 Penutup Menghentak

Saudaraku,
Meja makan kita bisa jadi tempat turunnya berkah, atau tempat hilangnya iman. Semua tergantung bagaimana kita memaknai makan.

Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa kesederhanaan bukan kekurangan, tapi kekuatan. Beliau makan untuk ibadah, bukan ibadah untuk makan.

Maka tanyakan pada diri:
Apakah aku sekadar makan untuk hidup, ataukah aku makan agar hidupku berarti di jalan Allah?

Waʿalaikumussalām warahmatullāhi wabarakātuh


📚 Referensi:

  • Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 168)

  • Hadis Nabi ﷺ (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud)

  • Kisah sahabat Abdullah bin Umar r.a.

  • Literatur sirah tentang kebiasaan makan Rasulullah ﷺ

  • Kajian kesehatan modern tentang pola makan berlebihan dan fast food


📖 Baca juga:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

🕌Keutamaan Membaca Shalawat Nabi ﷺ

✨ Syekh Yusuf al-Makassari: Ulama Pejuang dari Sulawesi yang Harumnya Menembus Dunia

🕌 Makna Tauhid dalam Kehidupan Modern: Kembali ke Poros yang Tak Pernah Bergeser