🕌 Cara Gunakan Teknologi untuk Kebaikan – Panduan Muslim Cerdas Digital

Muslim duduk memegang mushaf dan ponsel, menggambarkan pilihan antara teknologi modern dan kedekatan dengan Al-Qur’an

🕌 Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh,

Notifikasi yang tiada henti. Scroll media sosial yang seolah tak berujung. Jari-jemari yang tak pernah lepas dari layar. Itulah wajah dunia kita hari ini: serba cepat, serba digital, namun sering kali meninggalkan hati yang kosong.

Pertanyaannya, apakah teknologi ini mendekatkan kita kepada Allah ﷻ, atau justru menjauhkan kita dari-Nya?


🌐 Teknologi: Nikmat atau Ujian?

Teknologi adalah anugerah. Dengannya, ilmu tersebar luas, komunikasi jadi mudah, dakwah bisa menjangkau jutaan orang hanya dalam hitungan detik. Namun, ia juga bisa berubah menjadi ujian: kecanduan media sosial, komentar penuh kebencian, hingga lalai dari ibadah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya… tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya untuk apa diamalkan, tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakan.”
(HR. Tirmidzi)

Ayat ini menegaskan: setiap klik, setiap menit di depan layar, akan dimintai pertanggungjawaban.


📖 Kisah Dua Sahabat: Satria dan Nisa

Bayangkan dua anak muda Muslim, Satria dan Nisa.

  • Satria menghabiskan berjam-jam scrolling media sosial. Ia sering marah di kolom komentar, merasa gelisah jika jumlah “likes” menurun, dan semakin sulit fokus dalam shalat. Hidupnya sibuk, tapi hatinya kosong.

  • Nisa juga menggunakan teknologi, tapi dengan cara berbeda. Ia mengikuti kajian daring, membaca e-book Islami, berbagi kutipan Qur’an di media sosial, bahkan memanfaatkan aplikasi pengingat shalat. Wajahnya tenang, dan waktunya terasa lebih berkah.

Keduanya sama-sama hidup di era digital, tapi arah hidupnya berbeda. Pertanyaannya, kita ingin menjadi seperti siapa?


⚖️ Prinsip Islam dalam Menggunakan Teknologi

Islam telah memberi panduan agar setiap aspek hidup bernilai ibadah, termasuk penggunaan teknologi:

  1. Niat yang lurus
    Gunakan teknologi sebagai sarana menebar kebaikan, bukan sekadar hiburan tanpa arah.

    “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya…” (HR. Bukhari-Muslim).

  2. Menjaga waktu
    Jangan biarkan notifikasi mencuri momen berharga bersama Allah dan keluarga.

    “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari).

  3. Menjaga lisan digital
    Komentar di media sosial juga bagian dari lisan. Gunakan untuk menebar doa, bukan celaan.

  4. Amanah dalam informasi
    Jangan sembarangan share berita.

    “Cukuplah seseorang dianggap berdusta jika ia menceritakan semua yang ia dengar.” (HR. Muslim).


✅ Checklist Muslim Cerdas Digital

Agar lebih mudah, berikut panduan sederhana:

  • Hindari: Scroll tanpa tujuan berjam-jam.
    Ganti dengan: Baca artikel Islami atau tilawah digital.

  • Hindari: Membalas komentar dengan emosi.
    Ganti dengan: Jawab dengan doa atau diamkan.

  • Hindari: Membagikan konten tidak jelas.
    Ganti dengan: Sebarkan ilmu yang bermanfaat.

  • Hindari: Lalai shalat karena sibuk online.
    Ganti dengan: Jadikan azan sebagai alarm paling penting.


🌍 Refleksi Modern

Era digital memang penuh tantangan: FOMO (takut ketinggalan), cyberbullying, bahkan adiksi game. Namun, di balik itu semua ada peluang besar: menebar cahaya Islam di dunia maya.

Bayangkan, satu postingan bermanfaat bisa menginspirasi ribuan orang. Satu video singkat bisa mengubah hati yang gundah. Satu pesan sederhana bisa menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.

Pertanyaannya: apakah jari-jemari kita lebih sering mengetik kebaikan, atau justru meninggalkan jejak dosa?


🕊️ Penutup

Teknologi hanyalah alat. Nilai akhirnya ditentukan oleh tangan dan hati yang menggunakannya. Jika digunakan dengan iman dan niat yang lurus, ia menjadi jalan pahala. Jika disalahgunakan, ia bisa menjadi jalan penyesalan.

👐 “Ya Allah, bimbinglah kami agar bijak menggunakan teknologi. Jadikan setiap klik sebagai jalan menuju ridha-Mu, bukan jebakan yang menjauhkan kami dari-Mu.” Āmīn.

🕌 Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.


📚 Referensi

  • Al-Qur’an: QS. At-Taubah: 40, QS. Ali ‘Imran: 144

  • HR. Bukhari-Muslim, HR. Tirmidzi

  • Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin

  • Yusuf al-Qaradawi, Fiqh ad-Da‘wah



📖 Baca juga: 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

✨Singa Betina dari Quraisy: Shafiyyah binti Abdul Muthalib, Benteng Iman Sepanjang Zaman

🌌Belajar Mendengarkan Menurut Islam: Hadir dengan Hati, Bukan Sekadar Telinga

🕌Hidup Lebih Tenang dengan Ikhlas: Belajar dari Kisah Sahabat dan Ulama