🕌 Tidak Harus Sempurna, yang Penting Terus Istiqamah

Allah Lebih Mencintai Langkah Kecil yang Konsisten daripada Lompatan Besar yang Terputus

                                                   Ilustrasi digital seorang wanita Muslim berdoa di dalam masjid pada malam hari dengan cahaya bulan, mengenakan jilbab cokelat dan gamis biru, disertai teks “Berproses dalam Islam: Tak Harus Sempurna, Asal Terus Istiqamah” bernuansa Islami dan inspiratif
                                                

🌌 Pendahuluan: Manusia yang Sering Merasa Kurang

Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh

Saudaraku,
Pernahkah engkau merasa tidak cukup baik?

  • Sudah berusaha salat tepat waktu, tapi masih lalai.

  • Sudah mulai berhijab, tapi kadang goyah.

  • Sudah belajar meninggalkan maksiat, tapi sesekali jatuh lagi.

Lalu hati berbisik: “Apa gunanya aku beribadah, kalau tetap banyak salah?”

Ketahuilah, Allah tidak menuntutmu sempurna. Allah hanya menuntutmu untuk terus melangkah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Amal yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten, meskipun sedikit.”
(HR. Bukhari & Muslim)

✨ Highlight:
“Allah tidak meminta kita sempurna, hanya meminta kita untuk tidak menyerah.”


🕊️ 1. Allah Mencintai Proses, Bukan Kesempurnaan

Islam bukan agama yang menuntut kita tanpa cela.
Islam adalah agama yang menuntun kita dalam perjalanan.

  • Allah lebih mencintai istighfar yang diulang seribu kali, daripada kesombongan merasa tak berdosa.

  • Allah lebih mencintai shalat sederhana tapi istiqamah, daripada shalat khusyuk sekali lalu hilang selamanya.

  • Allah lebih mencintai taubat yang sering diperbarui, daripada hati yang berhenti berusaha.

🌸 Highlight:
“Jatuh seribu kali tak masalah, asalkan bangkit seribu satu kali.”


📖 2. Kisah Inspiratif: Jalan Menuju Allah Tidak Harus Mulus

✿ Seorang Sahabat Pecandu Minuman Keras

Diriwayatkan, ada seorang sahabat yang berulang kali dihukum karena minum khamr. Para sahabat lain mencelanya, tapi Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian mencela dia, demi Allah, aku tahu ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
(HR. Bukhari)

Meski jatuh berulang kali, cintanya kepada Allah tetap ada. Dan itulah yang membuatnya berharga.

✿ Kisah Umar bin Khattab

Umar dulunya dikenal keras dan menentang Islam. Tapi hidayah Allah mengubahnya menjadi pemimpin besar. Perjalanannya tidak mulus, tapi istiqamahnya membuat namanya harum hingga kini.

✿ Kisah Kontemporer

Seorang pemudi menulis di jurnalnya:

“Aku sering gagal menutup aurat dengan sempurna. Tapi setiap hari aku belajar lebih baik. Aku tahu Allah menilai perjuanganku, bukan sekadar hasil akhirnya.”


📱 3. Tantangan di Era Digital: Standar Palsu Kesempurnaan

Hari ini, media sosial menciptakan budaya sempurna.

  • Orang tampil seolah hidupnya selalu bahagia.

  • Seolah ibadahnya selalu istiqamah tanpa celah.

  • Seolah hijrahnya mulus tanpa jatuh-bangun.

Kita lalu merasa kecil, merasa gagal, merasa tidak pantas.

Padahal, yang kau lihat hanyalah potongan layar. Tidak ada yang benar-benar sempurna.

✨ Highlight:
“Jangan bandingkan perjalanan hijrahmu dengan highlight hidup orang lain.”


💡 4. Apa yang Harus Kita Lakukan?

🌱 a. Luruskan niat

Niatkan semua perbaikan untuk Allah, bukan untuk standar manusia.

📿 b. Perkuat langkah kecil

Lebih baik sedekah Rp1.000 setiap hari dengan ikhlas, daripada sejuta sekali lalu berhenti.

⏳ c. Terima kelemahan diri

Kita bukan malaikat. Jatuh itu wajar, bangkit itu yang utama.

📵 d. Kurangi membandingkan diri

Batasi waktu di media sosial. Fokus pada perjalananmu sendiri.

🧾 e. Evaluasi rutin

Tulis jurnal harian: hari ini apa yang berhasil, apa yang masih harus diperbaiki.


5. Aksi Harian untuk Hati yang Berproses

  • 🌅 Awali hari dengan doa: “Ya Allah, bimbing langkahku meski kecil, agar tetap menuju-Mu.”

  • 📖 Bacalah minimal 1 ayat Qur’an setiap hari. Jangan menunggu bisa satu juz.

  • 💬 Latih diri untuk berkata baik sekali sehari.

  • 📱 Lakukan satu kebaikan tanpa diunggah ke media sosial.

  • 🌙 Tutup malam dengan istighfar dan doa, meski hanya sebentar.


💭 6. Renungan Diri

  • Apakah aku menunda berproses karena takut gagal?

  • Apakah aku berhenti hanya karena orang lain lebih cepat?

  • Apakah aku sudah bersyukur atas langkah kecil yang Allah beri?

🌟 Highlight:
“Yang Allah lihat bukan seberapa jauh engkau berlari, tapi apakah engkau masih terus melangkah.”


🤲 7. Doa Penutup

اللَّهُمَّ لَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الَّذِينَ إِذَا زَلُّوا اسْتَغْفَرُوا، وَإِذَا سَقَطُوا قَامُوا

“Ya Allah, jangan biarkan aku bergantung pada diriku walau sekejap mata. Perbaikilah seluruh urusanku. Jadikan aku hamba-Mu yang jika tergelincir, segera beristighfar, dan jika jatuh, segera bangkit.”


🌿 Penutup Reflektif

Saudaraku,
Allah tidak mencari kesempurnaanmu. Ia mencari kesungguhanmu.
Jika dunia menuntutmu tampil tanpa cela, Allah cukup melihatmu terus mencoba.

✨ Highlight Akhir:
“Tidak harus sempurna untuk dicintai Allah. Cukup istiqamah, cukup terus melangkah.”

Waʿalaikumussalām warahmatullāhi wabarakātuh


📚 Referensi:

  • Al-Qur’an al-Karim

  • Hadis Riwayat Bukhari & Muslim (tentang amal konsisten)

  • Hadis tentang sahabat peminum khamr (HR. Bukhari)

  • Ucapan sahabat & hikmah ulama tentang istiqamah


📖 Baca juga:




Komentar

Postingan populer dari blog ini

🕌Keutamaan Membaca Shalawat Nabi ﷺ

✨ Syekh Yusuf al-Makassari: Ulama Pejuang dari Sulawesi yang Harumnya Menembus Dunia

🕌 Makna Tauhid dalam Kehidupan Modern: Kembali ke Poros yang Tak Pernah Bergeser