Tidak Semua Orang Harus Suka Kita, dan Itu Wajar

💬 Kalau Ada yang Gak Suka Sama Kita…
Kita sering kali merasa cemas, sedih, atau bahkan mempertanyakan diri sendiri saat ada orang yang tidak menyukai kita. Padahal, apakah memang semua orang harus menyukai kita?
Mungkin, selama ini kita terlalu fokus membentuk citra, tapi lupa merawat jiwa. Terlalu sibuk memenuhi ekspektasi orang lain, sampai lupa bertanya:
“Apa aku sudah menjadi diriku yang sesungguhnya?”
💡 Kenapa Rasanya Nyakitin Banget?
Perasaan tidak disukai itu menyentuh bagian terdalam dari kebutuhan manusia: rasa diterima. Menurut psikolog Carl Rogers, setiap orang punya kebutuhan untuk merasa dicintai tanpa syarat (unconditional positive regard).
Masalahnya, dunia sering memberi cinta dengan syarat. Harus begini. Harus begitu. Dan ketika kita tidak memenuhinya, cinta itu bisa hilang.
Tapi kabar baiknya: Allah tidak begitu.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim)
🛡 Kita Tak Harus Disukai Semua Orang
Saat kamu merasa tertolak, mungkin bukan karena kamu buruk — tapi karena kamu tidak cocok dengan nilai mereka. Dan itu wajar.
Tidak semua kunci cocok di semua pintu. Kamu tetap berharga, meski tidak dibuka oleh semua orang.
🌤 Belajar untuk Ikhlas, Bukan Selalu Diterima
Ikhlas artinya mengerjakan sesuatu karena Allah, bukan karena validasi manusia.
Kalau kamu melakukan kebaikan tapi masih merasa cemas akan penilaian orang, ingatlah:
“Ridha Allah tidak bisa diraih dengan mengejar ridha semua manusia.”
✨ Afirmasi Hari Ini
Aku tetap berharga meski ada yang tidak menyukaiku.
Aku tidak diciptakan untuk menyenangkan semua orang.
Yang penting, aku disukai oleh Allah.
📓 Latihan Singkat: Jurnal Rasa
Coba tulis jawabannya di jurnal atau notes:
-
Apa ketakutanku kalau ada orang tidak menyukaiku?
-
Apakah ketakutan itu benar, atau hanya asumsi?
-
Apa yang bisa aku kontrol dan apa yang tidak?
-
Apa kata Allah tentang diriku?
🤲 Doa Pendek Saat Hatimu Tersinggung
“Ya Allah, lembutkan hatiku untuk menerima penolakan, kuatkan diriku untuk tetap berada di jalan-Mu, dan cukupkan aku dengan cinta-Mu yang tak bersyarat.”
❓ Tanya-Jawab Ringkas
Q: Apakah aku egois kalau tidak memedulikan opini orang?
A: Bukan egois, tapi bijak. Selama kamu tidak menyakiti orang lain dan tetap bertanggung jawab, menjaga batas itu sehat.
Q: Bukankah Islam mengajarkan kita bersikap baik ke semua orang?
A: Benar. Tapi Islam juga mengajarkan untuk tidak menjual jati diri demi pujian. Akhlak baik tetap perlu — tanpa harus jadi “people pleaser”.
Q: Bagaimana kalau penolakan itu dari orang terdekat?
A: Maafkan dirimu. Tidak semua hubungan harus bertahan selamanya. Fokus pada niat dan usaha baikmu. Sisanya serahkan pada Allah.
Baca juga:
- Islam dan Ambisi: Menyeimbangkan Pencapaian Dunia dengan Tujuan Akhirat
- Keseimbangan Hidup Dalam Islam: Antara Kerja Keluarga Dan Ibadah
Komentar
Posting Komentar