🌌 Hari Ini Tak Akan Pernah Terulang

Renungan Islami tentang Waktu dan Kehidupan

Cover Islami bergambar jam pasir di bawah langit senja, pasir hampir habis, siluet seorang berdoa di dalamnya, dengan teks judul ‘Hari Ini Tak Akan Pernah Terulang’ dan tagline ‘Detik yang Hilang, Tak Akan Kembali

🕌 Pendahuluan: Detik yang Hilang Tak Akan Kembali

Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

Setiap pagi kita terbangun, berlari dalam rutinitas: menyalakan ponsel, mengecek notifikasi, terburu-buru menuju pekerjaan, sekolah, atau aktivitas lain. Hari bergulir cepat, malam datang, dan kita merasa lelah—namun kadang hati bertanya: “Apakah aku benar-benar hidup hari ini, atau hanya sekadar menghabiskan waktu?”

Allah ﷻ bersumpah atas waktu dalam firman-Nya:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.”
(QS. Al-‘Asr: 1–3)

Ayat ini seakan menampar kita: waktu adalah amanah. Hari ini adalah kesempatan. Dan sekali ia berlalu, ia tak akan pernah kembali.


🌱 Kisah Fikri: Hari yang Terlewat Begitu Saja

Fikri adalah seorang pemuda yang sibuk bekerja. Pagi ia berangkat sebelum matahari terbit, malam baru kembali ketika hari sudah gelap. Telepon genggamnya hampir tak pernah lepas dari genggaman, entah untuk urusan kantor atau sekadar media sosial.

Suatu malam, ia pulang dengan lelah. Di meja makan, ibunya sudah menunggu dengan wajah yang teduh. Namun Fikri hanya berkata singkat: “Bu, saya makan nanti saja. Capek.” Lalu ia masuk kamar, membuka ponsel, dan tertidur dengan layar yang masih menyala.

Keesokan harinya, ibunya jatuh sakit. Fikri baru sadar: semalam adalah kesempatan yang hilang. Ia bisa saja duduk sebentar, menyapa, atau sekadar tersenyum. Tapi ia memilih mengabaikan momen itu.

💭 “Hari ini tak akan pernah terulang. Jika aku lalai, aku hanya akan menumpuk penyesalan.”


🌟 Waktu dalam Pandangan Ulama

Hasan al-Bashri berkata:

“Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Jika satu hari pergi, maka sebagian dirimu ikut pergi.”

Imam Al-Ghazali menambahkan:

“Waktu adalah modal utama seorang hamba. Jika ia hilang tanpa amal, maka seluruh hidupnya merugi.”

Ibnul Qayyim rahimahullah bahkan menulis:

“Menyia-nyiakan waktu lebih buruk daripada kematian. Sebab kematian memutusmu dari dunia, sedangkan menyia-nyiakan waktu memutusmu dari Allah.”

🌸 “Menghargai waktu berarti menghargai hidup. Menyia-nyiakannya berarti membuang peluang menuju surga.”


🌿 Hari Ini: Nikmat yang Sering Diremehkan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari)

Kesehatan sering kita abaikan hingga sakit datang. Waktu luang sering kita sia-siakan hingga kesibukan menyergap. Padahal setiap napas yang kita hirup adalah hadiah.

Coba bayangkan: hari ini kita masih bisa shalat, makan, bercakap, tersenyum, mendengar azan. Tapi tidak ada jaminan besok kita akan memiliki kesempatan yang sama.


🌸 Kisah Seorang Ulama dan Satu Jam yang Hilang

Diriwayatkan, seorang ulama besar pernah menangis ketika melewatkan satu jam tanpa ibadah atau ilmu. Ia berkata: “Inilah kerugian paling besar dalam hidupku.”

Bagi mereka, waktu adalah emas bahkan lebih berharga dari permata. Sementara bagi kita, kadang sejam terasa remeh untuk dihabiskan dengan gulir layar tanpa arah.


🌾 Tantangan Modern: Distraksi Tanpa Henti

Di era digital, waktu adalah korban paling nyata. Kita duduk bersama keluarga, tetapi pikiran terikat pada notifikasi. Kita punya waktu shalat, tapi tertunda oleh pesan singkat. Kita punya kesempatan bercengkerama, tapi tersita oleh layar.

💭 Pertanyaan reflektif:

  • Berapa jam hari ini yang benar-benar kita gunakan untuk mendekat kepada Allah?

  • Berapa momen kecil bersama orang tercinta yang sudah terlewat karena sibuk dengan hal sepele?


🌿 Panduan Praktis: Menghargai Hari Ini Sebelum Hilang

Bagaimana agar hari ini tidak berlalu sia-sia? Berikut langkah sederhana namun penuh makna:

1. Mulai Hari dengan Niat

Bangun pagi dengan doa: “Alhamdulillāh alladzī ahyānā ba‘da mā amātanā, wa ilaihin-nusyūr.”
(“Segala puji bagi Allah yang menghidupkanku kembali setelah mematikan aku, dan kepada-Nya tempat kembali.”)

2. Shalat Tepat Waktu

Jadikan azan sebagai panggilan utama, bukan sekadar latar suara.

3. Satu Amal Kecil Setiap Hari

Sedekah, doa untuk orang lain, atau sekadar membantu tetangga.

4. Sapa Orang Tercinta

Senyum, pelukan, atau percakapan singkat bisa jadi bekal pahala dan penenang hati.

5. Kurangi Distraksi Digital

Pasang aturan sederhana: letakkan ponsel saat makan, matikan notifikasi saat shalat, dan batasi media sosial.

🌸 “Hari ini adalah ladang amal. Jika tidak ditanam dengan kebaikan, esok hanya menyisakan penyesalan.”


🌌 Renungan Kehidupan: Detik yang Terhitung

Allah ﷻ berfirman:

“Dan tidaklah diberikan kepada seseorang tambahan umur kecuali dituliskan baginya, dan tidaklah berkurang dari umurnya kecuali telah tercatat dalam Kitab.”
(QS. Fathir: 11)

Setiap detik yang kita jalani sudah tercatat. Kita bisa mengisinya dengan amal shalih, atau menyia-nyiakannya hingga kosong.

Maka renungkanlah:
💭 Jika hari ini adalah hari terakhir kita, apakah kita siap?
💭 Jika Allah menutup catatan amal malam ini, apakah kita ingin diingat sebagai hamba yang lalai atau hamba yang menghargai waktunya?


✨ Ajakan Interaksi

Sahabat, mari berbagi 🌿
💬 Apa cara sederhana yang kamu lakukan untuk menghargai waktumu hari ini?
Tuliskan di kolom komentar—semoga bisa jadi inspirasi bagi yang lain.


🌹 Doa & Salam Kehidupan

Ya Allah, ajarkan kami menghargai waktu. Jangan biarkan kami tertipu oleh kesibukan yang sia-sia. Jadikan setiap detik kami sebagai langkah menuju ridha-Mu.

🤲 Allahumma inni a‘ūdzu bika min ‘ajzi wa kasali, wa a‘ūdzu bika min jubni wa harami, wa a‘ūdzu bika min ghalabatid-dayni wa qahrir-rijāl.
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, dari ketakutan dan usia yang renta, serta dari lilitan utang dan penindasan manusia.)
(HR. Abu Dawud, An-Nasa’i)

Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh 🌸


📖 Referensi:

  1. Al-Qur’an al-Karim – QS. Al-‘Asr, QS. Fathir: 11

  2. HR. Bukhari – dua nikmat: sehat dan waktu luang

  3. Perkataan Hasan al-Bashri, Al-Ghazali, Ibnul Qayyim

  4. HR. Abu Dawud, An-Nasa’i – doa Nabi ﷺ tentang waktu dan kelemahan


📖 Baca juga:




Komentar

Postingan populer dari blog ini

🕌Keutamaan Membaca Shalawat Nabi ﷺ

✨ Syekh Yusuf al-Makassari: Ulama Pejuang dari Sulawesi yang Harumnya Menembus Dunia

🕌 Makna Tauhid dalam Kehidupan Modern: Kembali ke Poros yang Tak Pernah Bergeser