✨ Ummu Sulaim – Ibu Bijaksana dengan Mahar Iman yang Menggetarkan Sejarah

Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh
Di Madinah, pada masa awal Islam, seorang wanita salehah menorehkan kisah yang akan selalu dikenang.
Namanya Ummu Sulaim binti Milhan, ibu dari sahabat muda Anas bin Malik.
Bukan kecantikan atau harta yang membuatnya abadi dalam sejarah, melainkan mahar pernikahan yang tak ternilai.
💍 Lamaran yang Ditolak
Abu Talhah, seorang lelaki terhormat namun masih memeluk agama nenek moyangnya, datang melamar Ummu Sulaim.
Semua orang tahu, Abu Talhah kaya raya, pemberani, dan disegani.
Namun Ummu Sulaim menjawab dengan tegas:
“Wahai Abu Talhah, demi Allah, tidak pantas aku menikah dengan orang musyrik. Jika engkau masuk Islam, maka itu mahar bagiku. Aku tidak meminta yang lain.”
Abu Talhah terdiam. Lamaran itu bukan ditolak karena harta atau status — melainkan karena iman.
🌱 Keputusan yang Mengubah Hidup
Abu Talhah merenung lama.
Ia tahu, Ummu Sulaim adalah wanita yang ia cintai. Tapi syarat yang diajukan begitu berat: meninggalkan keyakinan lamanya untuk menerima Islam.
Akhirnya, ia mendatangi Rasulullah ﷺ, mempelajari ajaran Islam, dan mengucapkan syahadat.
Pernikahan pun berlangsung — tanpa emas, tanpa perhiasan mewah — hanya dengan mahar iman.
📖 Teladan Abadi
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sungguh, aku belum pernah mendengar seorang wanita yang mahar pernikahannya lebih mulia daripada Ummu Sulaim. Mahar itu adalah Islam.”
(HR. An-Nasa’i, no. 3340)
Dalam pandangan Islam, harta bukanlah ukuran utama kebahagiaan.
Mahar Ummu Sulaim mengajarkan bahwa komitmen kepada Allah adalah hadiah terindah dalam sebuah pernikahan.
🪞 Refleksi untuk Kita
Di zaman sekarang, pilihan pasangan sering diukur dengan materi, pendidikan, atau penampilan.
Tapi, beranikah kita menempatkan iman di posisi pertama?
Beranikah kita berkata “Jika engkau menjaga Allah, aku akan menjagamu”?
Kisah ini mengajak kita bertanya:
-
Apa yang menjadi syarat utama dalam mencari pasangan?
-
Apakah kita siap menerima orang yang sederhana secara materi tapi kaya iman?
📌 Tantangan Pekan Ini
-
Menilai kembali prioritas kita dalam memilih pasangan atau membina rumah tangga.
-
Mendoakan sahabat dan keluarga agar diberi pasangan yang menguatkan iman.
-
Membaca dan merenungi QS. An-Nur: 26 tentang pasangan yang baik.
Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh
📚 Referensi
-
HR. An-Nasa’i, no. 3340
-
Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah
-
Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq al-Makhtum
Komentar
Posting Komentar