🌌 Islam dan Ambisi: Mengejar Mimpi Tanpa Lupa Arah

                                                     Ilustrasi seorang pemuda berdiri di bukit saat matahari terbit, memegang buku catatan, dengan langit jingga yang tenang dan kutipan Islami tentang ambisi.
 Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh

🔥 Ambisi: Api yang Bisa Menghangatkan atau Membakar

Ambisi itu seperti api.
Jika dijaga, ia menghangatkan.
Jika dibiarkan, ia membakar.

Kita semua punya mimpi: ingin sukses dalam karier, membanggakan keluarga, menorehkan karya. Itu fitrah. Islam tidak pernah memadamkan mimpi. Justru Islam memberi arah: agar ambisi tidak menjerumuskan, tapi menuntun.

“Barangsiapa menginginkan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang ia beriman, maka usaha mereka itu akan dibalas dengan baik.”
(QS. Al-Isra: 19)


📖 Kisah Seorang Penuntut Ilmu

Suatu ketika, seorang pemuda datang kepada Imam Syafi’i, bertanya: “Apa kunci kesuksesan dalam ilmu?”

Imam Syafi’i menjawab: “Kecerdasan, semangat, sungguh-sungguh, cukup bekal, berguru kepada ustaz, dan panjangnya waktu.”

Ambisi sang pemuda diuji, tapi dengan adab dan istiqamah, ia menjadi lautan ilmu.
Ambisi yang diarahkan dengan iman melahirkan keberkahan.


🌿 Ambisi yang Membutakan

Namun tidak semua ambisi membawa cahaya. Ada yang justru menjerumuskan:

  • Mengejar jabatan demi pengakuan, bukan amanah.

  • Mengejar harta demi gengsi, bukan kebermanfaatan.

  • Mengejar mimpi duniawi, tapi lupa bahwa setiap napas adalah titipan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham…”
(HR. Bukhari)

Ambisi tanpa arah adalah perbudakan baru: tampak bebas, padahal terikat dunia.


💭 Refleksi: Mimpi Siapa yang Kita Kejar?

Mari jujur pada hati:

  • Apakah mimpiku mendekatkanku kepada Allah, atau hanya kepada pengakuan manusia?

  • Apakah targetku membuatku lebih bersyukur, atau justru lebih angkuh?

  • Jika Allah memanggilku hari ini, sudahkah mimpiku cukup menjadi bekal pulang?

Ibn Athaillah berkata:

“Keinginanmu agar sesuatu terjadi sesuai kehendakmu adalah tanda butanya hatimu dari Allah.”


🕊️ Ambisi Sejati: Berjalan Bersama Doa

Ambisi sejati bukan sekadar daftar target. Ia adalah perjalanan yang ditemani doa.

  • Setiap rencana ditulis dengan basmalah.

  • Setiap langkah dibasuh oleh istighfar.

  • Setiap keberhasilan dipagari syukur.

Ambisi tanpa doa hanyalah bayangan.
Doa tanpa ambisi hanyalah mimpi kosong.


🌙 Langkah Kecil Mengarahkan Ambisi

  • 🌸 Tulis niat sebelum menulis target. Pastikan Allah ada di awal mimpimu.

  • 📖 Sertakan amal di balik setiap ambisi. Jika ingin kaya, niatkan untuk bersedekah. Jika ingin sukses, niatkan untuk memberi manfaat.

  • 🕊️ Jangan takut gagal. Gagal bukan akhir, tapi cara Allah mengarahkan.

  • 🤲 Akhiri setiap rencana dengan doa: “Ya Allah, jika ini baik bagiku, mudahkanlah. Jika buruk, palingkanlah.”


Penutup: Mimpi yang Membawa Pulang

Ambisi itu perlu. Mimpi itu indah.
Tapi ingat: mimpi sejati bukanlah yang membuatmu tinggi di mata manusia,
melainkan yang membuatmu rendah hati di hadapan Allah.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ طُمُوحَنَا سَبَبًا لِرِضَاكَ، وَلَا تَجْعَلْهُ سَبَبًا لِغَفْلَتِنَا
“Ya Allah, jadikan ambisi kami sebab keridhaan-Mu, dan jangan jadikan ia sebab kelalaian kami.”

Karena yang terindah bukanlah saat kita berhasil menggapai mimpi,
tetapi saat mimpi itu menjadi jalan pulang… menuju Allah.

Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh


📚 Referensi:

  1. Al-Qur’an, QS. Al-Isra: 19

  2. HR. Bukhari — hamba dinar dan dirham

  3. Kisah Imam Syafi’i dan kunci sukses ilmu

  4. Ibn Athaillah, Al-Hikam

  5. Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin — tentang niat & ambisi


📖 Baca juga:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

🕌Keutamaan Membaca Shalawat Nabi ﷺ

✨ Syekh Yusuf al-Makassari: Ulama Pejuang dari Sulawesi yang Harumnya Menembus Dunia

🕌 Makna Tauhid dalam Kehidupan Modern: Kembali ke Poros yang Tak Pernah Bergeser