Overthinking Dunia, Underfeeling Akhirat
“Terlalu dalam memikirkan dunia, tapi datar saat bicara soal surga.”
🌍 Dunia: Sumber Cemas yang Tak Pernah Habis
Pernah nggak sih kamu overthinking soal masa depan?
Tentang kerjaan, jodoh, pencapaian hidup—semuanya bisa terasa menghantui, apalagi pas malam menjelang tidur.
Kita bisa begitu larut memikirkan dunia…
Tapi saat bicara akhirat? Hati kita sering datar.
Overthinking dunia, underfeeling akhirat.
Padahal ada satu pertanyaan sederhana yang sering kita lupakan:
“Apa kabar hubungan kita dengan Allah?”
🌌 Akhirat: Realitas yang Kita Abaikan
Kita hidup seakan dunia ini segalanya. Padahal tiap hari ada berita duka.
Teman sekolah, tetangga, saudara—satu per satu kembali menghadap-Nya.
Tapi tetap saja…
Seolah hati ini bebal. Seolah kematian itu cerita orang lain.
Padahal akhirat itu pasti.
Bukan teori. Bukan dongeng. Tapi kenyataan masa depan.
Sayangnya, kita terlalu biasa saja saat mendengar kata:
-
hisab,
-
azab kubur,
-
surga dan neraka.
Hati kita kehilangan sensitivitas.
Bukan karena nggak tahu… tapi karena terlalu sibuk dengan dunia.
⚖️ Dunia Itu Penting, Tapi Jangan Sampai Menenggelamkan
Islam tak melarang mengejar dunia. Justru mendorong kita untuk aktif, produktif, dan bermanfaat. Tapi jangan sampai dunia yang sementara ini membuat kita kehilangan arah hidup.
“Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan jadikan kefakiran di depan matanya...”
(HR. Ibnu Majah)
Fokus akhirat bukan berarti menyerah pada dunia.
Justru itulah yang membuat kita terarah dan tenang dalam menjalaninya.
🫀 Latih Hati untuk Lebih Peka
Yuk, mulai latih hati kita untuk lebih hidup.
Tanyakan hal-hal sederhana seperti:
-
“Berapa kali hari ini aku ingat mati?”
-
“Kapan terakhir kali aku menangis karena dosa?”
-
“Kenapa ya shalatku terasa hambar?”
Bukan buat menyiksa diri. Tapi untuk menyadarkan.
Karena kadang, hati kita tidur terlalu lama…
✨ Penutup: Mulai Dari Hati
Yuk, pelan-pelan kurangi overthinking soal dunia, dan mulai overfeeling terhadap akhirat.
Karena rumah yang sebenarnya…
bukan di CV kita, bukan di media sosial kita. Tapi di sisi Allah.
“Lalu, kapan terakhir kali kita merasa takut kehilangan akhirat?”
Kita takut kehilangan pekerjaan.
Takut kehilangan pasangan.
Takut kehilangan eksistensi.
Tapi kita lupa…
Kehilangan akhirat jauh lebih menyakitkan.
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
(QS. Ali Imran: 185)
Semoga Allah melembutkan hati kita.
Agar tak hanya sibuk berpikir,
tapi juga sibuk merasa.
Merasa takut, berharap, dan rindu pada rumah yang abadi. 🤍
Baca juga:
- Komunitas Tanpa Komunikasi: Ketika Rasa Aman Diganti Rasa Takut Salah
- Ngopi Sambil Ibadah: Menjemput Berkah dalam Setiap Tegukan
Komentar
Posting Komentar