Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

Kebahagiaan Tak Datang Sendiri — Ia Harus Dilatih Setiap Hari

Gambar
Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh, Saudaraku yang dirahmati Allah, Pernahkah engkau merasa seperti menanti sesuatu yang tak kunjung tiba? Seperti menunggu hujan di musim kemarau? Kita menengadah ke langit, berharap kebahagiaan turun begitu saja. Tapi sering kali kita lupa… Kebahagiaan bukan sesuatu yang datang tiba-tiba. Ia perlu dilatih. Islam Mengajarkan: Bahagia Itu Proses Batin Dalam Islam, kebahagiaan ( as-sa‘ādah ) bukanlah hadiah dari dunia. Ia adalah buah dari iman, amal saleh, dan hati yang ikhlas . “ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (ḥayātan ṭayyibah)… ” (QS. An-Nahl: 97) Hidup baik bukan berarti tanpa badai, tapi hati yang tetap lapang di tengah badai . Lihatlah Nabi Ayyub ‘alaihissalām dan Bilal bin Rabah. Mereka tetap bersyukur dan teguh—karena mereka melatih hati untuk bersandar penuh pada Allah, bukan pada dunia. Didukung Ilmu: Syuku...

Jangan Hanya Terlihat Religius di Feed: Menjaga Iman di Era Media Sosial

Gambar
                                                      🕌 Ketulusan Iman vs Pencitraan Religius Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim) Di era digital, kesalehan sering kali hadir dalam bentuk unggahan. Kutipan doa, foto masjid, atau potret diri dengan pakaian syar’i mudah muncul di feed kita. Tapi apakah cahaya itu benar-benar hidup di hati, atau hanya berhenti di layar? Al-Qur’an mengingatkan: “Celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat riya.” (QS. Al-Ma’un: 4–6) Ayat ini mengajarkan bahwa ibadah kehilangan makna bila hanya untuk pencitraan. 🎭 Spiritualitas di Era Media Sosial Media sosial bisa menjadi ladang dakwah, tapi juga ladang riya. Di satu sisi, postingan religius mampu menginspirasi or...

Kisah Inspiratif Nusaibah binti Ka’ab: Sahabiyah Pemberani di Perang Uhud

Gambar
                                                       Pembukaan: Muslimah yang Namanya Ditulis Langit Keberanian Tahukah Anda ada seorang Muslimah yang di medan perang menerima belasan luka demi melindungi Rasulullah ﷺ? Dialah Nusaibah binti Ka’ab , sahabiyah dari kaum Anshar yang dikenal sebagai perisai hidup Nabi ﷺ di Perang Uhud. Rasulullah ﷺ bersabda: “Demi Allah, setiap kali aku memandang ke kanan atau ke kiri di hari Uhud, kulihat Nusaibah bertarung membelaku.” (HR. Ibnu Sa’d) Latar Belakang Perang Uhud Tahun 3 H, Quraisy datang membalas kekalahan di Perang Badar. Pasukan Muslim awalnya unggul, tapi sebagian pemanah meninggalkan posnya demi harta rampasan. Akibatnya, pasukan Quraisy menyerang balik dari belakang. Rasulullah ﷺ terancam langsung oleh serangan musuh. Di saat genting itu, dari barisan Muslimah yang awalnya bertugas memberi mi...

Sunnah Makan Rasulullah ﷺ: Rahasia Hidup Sehat Islami dan Mindful Eating

Gambar
🌿 Pembuka: Meja Makan, Cermin Hati Meja makan sering jadi cermin hidup kita. Ada yang penuh piring mewah, ada yang sederhana. Tapi, pernahkah kita bertanya: bagaimana Rasulullah ﷺ duduk di meja makannya? Di zaman ketika makanan berlimpah dan pola hidup modern sering membuat sakit, sunnah makan Rasulullah ﷺ justru hadir sebagai jalan sehat, ringan, dan penuh berkah. 📖 Makan dengan Niat Ibadah Allah ﷻ berfirman: “Wahai manusia, makanlah dari (makanan) yang halal lagi baik (thayyib) di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan.” (QS. Al-Baqarah: 168) Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika harus, maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk nafas.” (HR. Tirmidzi) Shalat mengajarkan khusyu’, dan makan mengajarkan syukur. Keduanya sama-sama ibadah. 🍞 Lima Sunnah Makan Rasulullah ﷺ 1️⃣ Makan dengan Duduk Sederha...

Iman yang Pudar di Dalam Diri: Jalan Pulang untuk Hati yang Letih

Gambar
                      Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 🌒 Saat Cahaya Iman Meredup Pernahkah kau merasa sepi di tengah keramaian? Hidup berjalan, rutinitas terus bergulir, tapi di dalam dada ada ruang kosong yang tak terisi. Itulah tanda iman yang mulai pudar—tak lenyap, tapi meredup seperti lilin dihembus angin. 📖 Peringatan dari Allah Allah ﷻ mengingatkan: “Janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 19) Lupa kepada Allah berarti juga kehilangan arah pada diri sendiri. 🌫️ Gejala Iman yang Melemah Shalat terasa berat dan tergesa. Doa mengering, hanya di lisan tanpa hadir di hati. Semangat kebaikan redup, berganti dengan lelah dan apatis. Ada yang kosong, meski dunia terasa penuh. Dalam psikologi modern, kondisi ini disebut spiritual emptiness —kekosongan batin yang membua...

Saat Hidup di Luar Kendali: Belajar Mengatur Hati

Gambar
                                                     Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh Pernahkah kamu merasa dunia seakan menolak rencanamu? Sudah berusaha sepenuh hati, tapi hasilnya tetap mengecewakan. Sudah percaya seseorang, tapi akhirnya disakiti. Rasanya seperti hidup dikendalikan oleh sesuatu yang tak bisa kita pahami, apalagi kita ubah. "Kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa mengatur layar hati agar tetap melaju." Dan memang begitulah hidup: banyak hal di luar kendali kita. Tapi satu hal selalu bisa kita jaga — cara kita merespons. 🌊 Gelombang Tak Bisa Dihindari, Tapi Sikap Bisa Dipilih "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155) Ujian adalah kepastian. Tapi reaksi kita ada...

Imam Ahmad bin Hanbal: Keteguhan di Tengah Badai

Gambar
🕌 Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh Bayangkan sejenak. Tubuhmu diikat, cambuk demi cambuk menghantam punggungmu. Nafas terasa sesak, kulit perih, darah mengalir. Namun di tengah rasa sakit itu, hatimu tetap berbisik: ✨ “Aku lebih memilih mati di atas sunnah daripada hidup di atas bid’ah.” — Imam Ahmad bin Hanbal Itulah yang dialami Imam Ahmad bin Hanbal. Bukan sekadar ulama besar, tapi seorang manusia yang pernah sendirian menghadapi badai fitnah kekuasaan, hanya karena ia menolak berkata bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. 🌱 Profil Singkat Nama Lengkap : Ahmad bin Muhammad bin Hanbal asy-Syaibani Lahir : 164 H / 780 M, di Baghdad Bidang : Hadits, Fiqih, Aqidah Karya terbesar : Musnad Ahmad (±30.000 hadits) Sejak muda, ia dikenal zuhud, tawadhu, dan tekun menuntut ilmu. Ia mengembara ke Kufah, Basrah, Makkah, Madinah, hingga Yaman. ✨ “Kesabaran di atas sunnah adalah keselamatan.” — Imam Ahmad bin Hanbal 🔥 Fitnah Mihnah: Ujian yang Menggetarkan P...

Jejak Digitalmu Dicatat Langit: Renungan Sebelum Mengetik Lagi

Gambar
                                                       “Tidak ada satu kata pun yang diucapkannya, melainkan ada malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.” (QS. Qaf: 18) Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh, Saudaraku, Di era ini, dunia nyata dan maya menyatu. Tapi satu hal tak berubah: semua yang kita tulis tetap dicatat langit. Bahkan yang hanya berupa niat dan draf yang belum dikirim. Kita menulis lebih banyak daripada berbicara. Tapi sudahkah kita lebih bijak mengetik… daripada berkata? 🧭 Media Sosial dan Buku Catatan Amal Kita sering lupa… bahwa: Komentar sinis Sindiran terselubung Canda yang menyakiti Story yang pamer Bahkan like yang mendukung sesuatu yang mungkar Semua itu bisa menjadi jejak yang abadi di sisi Allah — meski sudah dihapus dari layar. “Segala sesuatu yang kecil maupun besar terca...

Di Balik Ketidakpastian: Belajar Tawakal dan Menemukan Ketenangan Hati

Gambar
Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh. 🌒 Hidup yang Tak Pasti Ada hari-hari ketika kita berjalan seolah di jalan berkabut. Langkah ada, tapi arah samar. Rencana disusun, tapi tiba-tiba runtuh. Ketidakpastian. Kata yang sederhana, tapi bisa membuat hati gemetar. Pernahkah kau bertanya: Kenapa semua terasa rapuh, seakan masa depan menutup pintu? 📖 Ketidakpastian dalam Cahaya Wahyu Allah ﷻ berfirman: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216) Ayat ini menegaskan: ada rahasia di balik setiap ketidakpastian. Manusia melihat kabut, Allah melihat jalan yang terang. 🌫️ Kisah Pak Hadi: Dari Runtuh ke Ridha Pak Hadi, seorang pedagang kecil, suatu hari kehilangan hampir semua modalnya. Ia bingung, cemas, bahkan sempat menyalahkan dirinya. Namun dalam sujud panjang, ia berbisik: “Ya Allah, kalau ini jalan-Mu, ajari aku untuk ridha....

Tenang di Tengah Tren: Cara Islami Mengatasi FOMO & Kelelahan Digital

Gambar
                                                     “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra: 36) Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Saudaraku, Ada satu jenis ketakutan yang diam-diam menjalar dalam hidup kita: takut tertinggal informasi, takut terlihat tidak update . Itulah yang hari ini dikenal sebagai FOMO — Fear of Missing Out . FOMO bukan sekadar kecemasan digital biasa. Ia bisa mencuri waktu, pikiran, bahkan ketenangan iman kita jika tidak kita sadari. 📱 Apa Itu FOMO dan Mengapa Membahayakan Muslim? FOMO adalah perasaan cemas karena merasa tertinggal dari hal-hal yang sedang terjadi di sekitar kita—baik berita, tren, obrolan, atau peluang. 💡 Psikolog Dr. Andrew Przybylski (University of Oxford) menjelaskan bahwa FOMO berkaitan erat dengan social comparison theory —perbandi...

Kaya Boleh, Tamak Jangan: Pelajaran dari Abdurrahman bin Auf

Gambar
🕌  Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Pembukaan: Kaya yang Selamat dari Ujian Harta Banyak orang ingin kaya, tapi tak semua bisa selamat dari ujian harta. Abdurrahman bin Auf, salah satu sahabat Nabi ﷺ, adalah teladan bahwa kekayaan bisa menjadi ladang amal—jika hati tak terikat padanya. Suatu hari Rasulullah ﷺ bersabda: “Abdurrahman bin Auf akan masuk surga… dengan merangkak.” (HR. Ibnu Sa’d) Ucapan ini menggetarkan. Mengapa sahabat yang dermawan ini harus “merangkak” menuju surga? Dari sinilah kita belajar bahwa ujian harta bisa begitu berat, bahkan bagi yang terbaik sekalipun. Profil Singkat: Sahabat Nabi yang Dijamin Surga Abdurrahman bin Auf termasuk al-‘Asyrah al-Mubasyyarun bil Jannah — sepuluh sahabat yang dijamin surga oleh Nabi ﷺ. Ia masuk Islam sejak awal dakwah di Makkah dan ikut berhijrah ke Madinah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan masuk neraka seorang yang ikut dalam Perang Badar dan Hudaibiyah.” (HR. Ahmad) Ia hadir di kedua peristiwa be...